Selasa, 08 Februari 2011

MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT KREATIF

Moh. Anis Subaidi*
INDONESIA merupakan negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alamnya. Mulai dari hasil laut, pertanian hingga hasil tangan kreatif generasi muda menyebarluas di penjuru nusantara. Generasi muda sebagai ujuk tombak penerus tongkat estafet pemerintahan harus mampu menciptakan lapangan kerja baru, dan disisi lain memiliki daya kreatifitas yang baik, sehingga generasi muda mampu berteriak di tengah arus globalisasi yang kian hari mendorong kita untuk lebih maju.

Generasi muda yang baik, baik secara moral, etika dan akhlak akan berdampak positif terhadap kemajuan negara dan pemerintahan kedepan. Arus global telah membawa kita ke tengah perjuangan yang mau tidak mau harus kita taklukkan. Pemerintah harus memiliki rasa optimisme demi terciptanya dan tercapainya masyarakat yang kreatif dan inovatif. Korupsi yang sekian hari telah mengakar dalam tubuh pemerintahan negeri ini harus kita robohkan demi mewujudkan masyarakat yang kreatif.

Masyarakat kreatif akan terlaksana ketika pemerintah peduli tehadap kekayaan yang dimiliki tiap-tiap daerah. Salah satunya, seperti yang ada di daerah Bondol kecamatan Ngambon Bojonegoro. Disana, ada salah satu kerajinan yang bisa dikatakan kurang perhatian dari pemerintah. Sebut saja pelepah pisang sebagai kerajinan setengah jadi yang selama ini kurang mendapat perhatian serius dari pemerintah setempat. Kalau dilihat dari hasilnya, kerajinan tersebut cukup menjanjikan untuk di jadikan sebagai pendapatan daerah. Melihat dari kerajinan setengah jadi tersebut, ada pertanyaan yang cukup mendasar, yaitu, mengapa kerajinan tersebut nyaris tampa ada sentuhan dari pemerintah daerah atau pemerintah setempat (pemerintah kecamatan atau desa)? Dan pantaskah pemerintah memutus kreatifitas anak bangsa yang tampa kita sadari akan mampu mendongkrak terhadap perekonomian masyarakat sekitar?.

Sungguh ironis ketika kita semua mendengarkan beberapa pertanyaan diatas, tidak selayaknya pemerintah sebagai penampung seluruh keinginan rakyatnya membiarkan kekreatifitasan anak bangsa tampa ada yang merespon sedikit pun. Kerajinan yang ada di desa Bondol kecamatan Ngambon tersebut, nyaris tampa ada sebuah sentuhan hangat dari tangan pemerintah yang bersangkutan. Pemerintah hanya asyik dengan beberapa agenda yang hanya menguntungkan kelompoknya saja. Pemerintah tidak menyadari bahwa pemberdayaan masyarakat yang kreatif akan mampu membawa tiap-tiap daerahnya bisa di lihat oleh mata warga dunia.
Menyoal pelepah pisang di desa Bondol tersebut, akan lebih baik ketika ada sebuah solusi jitu dari pemerintah. Karena selama ini masyarakat desa Bondol telah mengalami sebuah kesulitan dalam memasarkan produk berupa pelepah pisang tersebut. Disamping itu, permasalahan yang sangat besar adalah menjadikan kerajinan setengah jadi dari pelepah pisang itu menjadi kerajinan yang mampu di lirik oleh para konsumen pasar. Sejatinya kerajinan itu lebih baik ketika sudah menjadi kerajinan yang bisa di pakai. Seperti, kerajinan berupa tas, asbak, dan lain-lainya yang semua itu memakai bahan dari pelepah pisang yang dihasilkan dari tangan-tangan kreatif masyarakat Bondol.

Dulu, menurut masyarakat setempat, dalam perjalanannya telah dilakukan sebuah kerjasama antara pihak perhutani dengan para pengrajin pelepah pisang untuk membuat berbagai barang kerajinan yang bahan-bahannya terbuat dari pelepah pisang. Namun, kegiatan tersebut tak ada titik temu demi memasarkan kerajinan itu. Pemerintah tidak melakukan tindak lanjut atau kegiatan jangka panjang dari pelatihan pada waktu itu. Sehingga pelatihan tersebut terbengkalai tampa arah tujuan yang jelas.
Maka, sekarang dengan melihat fakta dilapangan terhadap kerajinan setengah jadi itu, hemat dari penulis adalah, pertama, pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarana demi mendidik masyarakat Bondol untuk menggali potensi lewat kerajinan pelepah pisang tersebut. Pendidikan itu bisa dilakukan dengan cara melakukan pelatihan yang bersifat jangka panjang. Dengan melakukan pendidikan dan memenuhi sarana dan prasarana tersebut, masyarakat Bondol kecamatan Ngambon kemungkinan akan menjadi salah satu pusat kerajinan dari kota Bojonegoro. Kedua, harus ada sebuah koperasi desa yang mampu menampung dan memasarkan produk-produk yang telah dihasilkan para tangan-tangan kreatifitas warga setempat. Maka dengan koperasi tersebut masyarakat akan terus berkarya dan optimis untuk memasarkan karya-karyanya yang terbuat dari pelepah pisang.

Nah, sebelum kerajinan itu menghilang dari masyarakat Ngambo Bojonegoro, sudah saatnya pemerintah melihat secara kolektif apa yang ada di sekitar masyarakatnya. Karena kerajinan setengah jadi dari pelepah pisang itu akan mampu memiliki daya tarik sendiri oleh para konsumen. Pemerintah jangan lagi sibuk dengan kelompoknya, tetapi sejatinya pemerintah bekerja demi mengentaskan kemiskinan masyarakat sekitar. Dengan kerajinan pelepah pisang di desa Bondol Bojonegoro tersebut, pemerintah punya peluang besar menciptakan dan memberdayakan masyarakat. Maka pemerintah setempat harus turun gunung demi mewujudkan pemberdayaan masyarakat yang kreatif, aktif dan inovatif, dan sekaligus melihat potensi apa yang ada di daerah masing-masing.


*) Mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya dan Pernah tugas KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Desa Bondol Kecamatan Ngambon Bojonegoro.
Hp;085655082889.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar